Fraud dan Scam di Dunia Investasi: Mengenali dan Menghindari Jebakan Keuangan

Dunia investasi memang menjanjikan keuntungan besar, tetapi di balik itu, ada banyak jebakan yang bisa membuat investor kehilangan uangnya dalam sekejap. Dua istilah yang sering muncul dalam kasus penipuan di dunia investasi adalah fraud dan scam . Keduanya memiliki kesamaan, yaitu sama-sama bertujuan untuk menipu dan mengambil keuntungan dari korban, namun sering kali dilakukan dengan cara yang berbeda.

Fraud dalam investasi biasanya mengacu pada tindakan curang yang dilakukan oleh perusahaan atau individu yang beroperasi di dalam sistem keuangan secara resmi, tetapi dengan niat tersembunyi. Contoh umum dari fraud adalah laporan keuangan yang dimanipulasi, insider trading, atau janji keuntungan besar yang ternyata tidak sesuai dengan kenyataan. Perusahaan yang terlibat dalam fraud bisa tampak sah dan memiliki izin operasi, namun di balik layar, mereka menyembunyikan aktivitas yang merugikan investor.   
Sementara itu, scam lebih banyak dilakukan oleh pihak yang memang berniat menipu sejak awal. Bentuk scam yang paling umum di dunia investasi adalah skema Ponzi dan skema piramida. Dalam skema Ponzi, investor lama dibayar menggunakan dana dari investor baru, menciptakan ilusi bahwa bisnis tersebut menguntungkan. Namun, begitu aliran dana dari investor baru berhenti, sistem ini runtuh dan para investor kehilangan uang mereka. Skema piramida mirip dengan Ponzi, tetapi lebih mengandalkan perekrutan anggota baru sebagai sumber pendapatan, bukan dari investasi yang sesungguhnya.   
Salah satu contoh kasus besar dalam sejarah adalah skandal Bernie Madoff pada tahun 2008 silam, seorang tokoh yang menjalankan skema Ponzi terbesar di dunia. Ia menjanjikan keuntungan stabil kepada investor selama bertahun-tahun, tetapi akhirnya terungkap bahwa dana yang ia kelola hanyalah perputaran uang dari korban ke korban lainnya. Ribuan orang kehilangan tabungan mereka akibat skema ini.   
Selain skema Ponzi dan piramida, ada juga bentuk penipuan lain seperti investasi bodong yang menjual produk investasi fiktif, manipulasi harga saham (pump and dump), serta penawaran investasi dengan imbal hasil yang tidak realistis. Penipuan berbasis cryptocurrency juga semakin marak, di mana banyak token atau proyek baru yang dibuat hanya untuk menarik dana investor dan kemudian menghilang begitu saja (rug pull).   
Kemajuan teknologi membuka peluang baru bagi scammer untuk menjalankan modus mereka. Cryptocurrency menjadi salah satu target utama, dengan berbagai proyek token atau aset digital yang ternyata hanya dibuat untuk menarik investor sebelum akhirnya ditinggalkan (rug pull). 
Di Indonesia, kasus Binomo yang menyeret influencer bernama Indra Kenz dan kasus trading di Olym Trade juga sempat menjadi sorotan. Kedua platform ini menawarkan investasi trading dengan janji keuntungan cepat, tetapi ternyata beroperasi sebagai binary option, yang lebih menyerupai judi daripada investasi. Banyak korban melaporkan bahwa mereka dimanipulasi untuk terus menyetor dana, tetapi pada akhirnya kehilangan semua uang mereka. 
 
Bagaimana Cara Menghindari Fraud dan Scam? 
Agar terhindar dari jebakan fraud dan scam, investor perlu lebih berhati-hati dalam menilai peluang investasi. Selalu periksa legalitas perusahaan atau individu yang menawarkan investasi, pastikan mereka memiliki izin dari otoritas keuangan resmi, serta hindari janji keuntungan yang terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Memahami cara kerja investasi dan melakukan riset sebelum menanamkan modal adalah langkah terbaik untuk melindungi diri dari penipuan di dunia keuangan. 
 
Penulis: Athena P.G | Editor: Dento Budijaya Putra